Perilaku Kesehatan dan Faktor yang Mempengaruhinya
Sebagai petugas kesehatan masyarakat, tentu kita sangat paham, bahwa
keberhasilan mencapai target, keberhasilan pelaksanaan suatu program
banyak dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor perilaku. Kita dapat
mengambil contoh diantaranya, program peningkatan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS). Beberapa program terkait itu, misalnya peningkatan
akses jamban masyarakat, peningkatan peran serta masyarakat pada gerakan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan lain sebagainya, menempatkan
faktor perilaku masyarakat sebagai hambatan utama mencapai target.
Diantara alasan pembenar yang sering diungkapkan (atas kegagalan
mencapai tujuan), bahwa merubah perilaku seseorang memang sulit,
diperlukan waktu panjang (bahkan beberapa generasi0 untuk melakukannya.
Apa, bagaimana, faktor perilaku ini ?
Berikut ini berapa referensi yang terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan perilaku seseorang. Terdapat beberapa tahapan
yang dilalui, sehingga kita dapat mengalami perubahan perilaku.
Tahap-tahap tersebut antara lain tahap mengetahui, memahami,
mempraktekkan, merangkum, serta tahap evaluasi.
Pada tahap pertama, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku adalah pengetahuan (knowledge). Pengetahuan adalah hasil
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga). Dengan sendirinya, pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Komponen kognitif merupakan representasi yang dipercaya oleh individu.
Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki individu
mengenai sesuatu kepercayaan datang dari yang telah dilihat, kemudian
terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum
suatu objek. Sekali kepercayaan telah terbentuk, akan menjadi dasar
pengetahuan seseorang mengenai yang dapat diharapkan dari objek
tertentu. Namun kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak terlalu
akurat. Kadang-kadang kepercayaan tersebut terbentuk justru dikarenakan
kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi.
Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan atau
opini.
Tahap kedua adalah tahap memahami (comprehension), merupakan tahap
memahami suatu objek bukan sekedar tahu atau dapat menyebutkan, tetapi
juga dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek. Tahap
selanjutnya, tahap ketiga, tahap aplikasi (application), yaitu jika
orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat mengaplikasikan
prinsip yang diketahui pada situasi yang lain. Sedangkan tahap ke empat
merupakan tahap analisis (analysis), merupakan kemampuan seseorang
menjabarkan dan atau memisahkan. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang
sudah sampai pada tingkat analisis jika dapat membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, membuat diagram pada pengetahuan atas objek tersebut.
Tahap ke lima adalah sintesis (synthesis). Tahap ini menunjukkan
kemampuan seseorang untuk merangkum suatu hubungan logis dari komponen
komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis merupakan kemampuan untuk
menyusun formulasi baru. Sedangkan tahap terakhir, berupa tahap evaluasi
(evaluation). Tahap ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu objek.
Sedangkan menurut Green faktor perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu :
- Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi.
- Faktor pemungkin (enabling factors), yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber daya.
- Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan.
Resource: http://www.indonesian-publichealth.com/faktor-yang-mempengaruhi-perilaku/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar